Kemewahan telah lama dikaitkan dengan merek kelas atas, pengalaman eksklusif, dan gaya hidup mewah. Namun, seiring dengan semakin maraknya generasi milenial di dunia, definisi kemewahan pun mengalami perubahan. Generasi ini, yang lahir antara tahun 1981 dan 1996, lebih menghargai pengalaman dibandingkan kepemilikan dan mencari keaslian, keberlanjutan, dan tanggung jawab sosial dalam produk dan layanan yang mereka konsumsi.
Merek-merek mewah tradisional tidak lagi cukup untuk menarik perhatian dan loyalitas kaum milenial. Sebaliknya, generasi ini beralih ke merek-merek khusus yang menawarkan pengalaman unik dan personal. Mereka juga tertarik pada merek yang memprioritaskan keberlanjutan dan praktik etis, seperti menggunakan bahan daur ulang, memberikan upah yang adil kepada pekerja, dan mendukung kegiatan amal.
Generasi milenial juga membentuk kembali pasar barang mewah dengan cara lain. Mereka lebih cenderung memprioritaskan pengalaman daripada harta benda, memilih menghabiskan uang mereka untuk jalan-jalan, makan di luar, dan pengalaman lain yang memperkaya hidup mereka. Pergeseran perilaku konsumen ini memaksa merek-merek mewah untuk beradaptasi dan menawarkan pengalaman lebih dari sekadar membeli produk.
Cara lain generasi milenial mendefinisikan ulang kemewahan adalah melalui penggunaan teknologi. Generasi ini sangat terhubung dan menghargai kenyamanan dan efisiensi dalam interaksi mereka dengan merek. Mereka mengharapkan pengalaman belanja online yang lancar, rekomendasi yang dipersonalisasi, dan akses mudah ke layanan pelanggan. Merek-merek mewah yang gagal memenuhi ekspektasi tersebut berisiko kehilangan loyalitas konsumen milenial.
Selain mendefinisikan ulang kemewahan dalam hal produk dan pengalaman, generasi milenial juga membentuk kembali nilai-nilai yang terkait dengan kemewahan. Generasi ini menghargai keberagaman, inklusivitas, dan tanggung jawab sosial, dan mereka berharap merek yang mereka dukung mencerminkan nilai-nilai ini. Merek-merek mewah yang memperjuangkan keberagaman dan inklusivitas, mendukung tujuan sosial, dan terlibat dengan komunitas cenderung lebih disukai konsumen milenial.
Secara keseluruhan, generasi milenial mengubah definisi kemewahan dengan memprioritaskan pengalaman, keberlanjutan, teknologi, dan tanggung jawab sosial. Merek-merek mewah tradisional harus beradaptasi untuk memenuhi perubahan preferensi generasi ini agar tetap relevan dan kompetitif di pasar. Dengan merangkul keaslian, inovasi, dan komitmen terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan, merek-merek mewah dapat menarik perhatian dan loyalitas konsumen milenial dan berkembang di era baru kemewahan ini.